Pada prosesi jumenengan dalem dan naik tahta menjadi KGPAA Paku Alam X, pada hari kamis tanggal 07 Januari 2016. Kanjeng Bendara Pangeran Paryo (KBPH) Prabu Suryodilogo mengenakan ageman (busana) kebesaran yang diberi nama Ageman Blenggen. Ageman ini terbuat dari kain bludru hitam. terdapat hiasan bordir dari benang emas di bagian tepi busana keprabon tersebut & mengenakan udheng atau blangkon. Untuk bagian bawah saat jumenengan KBPH Prabu Suryodilogo mengenakan kain panjang motif Parang Ceplok Kastuba. Selain itu, juga mengenakan kelengkapan busana keprabon lain seperti sabuk cindhe, selop dan lainnya.
Sedangkan permaisuri mengenakan Ageman Blenggan yang dipadu kain panjang parang ceplok kastuba. hanya saja kelengkapan untuk permasisuri jauh lebih banyak, karena ada bros berbentuk kupu-kupu dan lainnya yang sifatnya lebih pribadi.
Busana atau ageman untuk jumenengan sedikit berbeda dengan yang dikenakan saat kirab siang harinya. untuk busana masih mengenakan Ageman Blenggen, dipadu celana panji, kain panjang motif sama saat jumenengan serta dilengkapi sabuk boro cindhe sutraa, anggar, blangkon. Ageman yang dipakai KGPAA Paku Alam X tersebut berdasarkan dari sejumlah literasi yang ditemukan. Namun rujukan lebih banyak diambil dari masa Paku Alam I dan Paku Alam II. Karena era setelah Paku Alam I dan Paku Alam II. Para raja Pakualaman biasanya memakai busana hibrida yang lebih dekat dengan kostum opsir colonial, mesti tetap mengidentikkan unsur kejawaannya.
Sumber informasi :
- Koran Kedaulatan Rakyat edisi tanggal 07 Januari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar