Banyak mitos yang berkembang di masyarakat terutama yang tinggal di sekitar lereng gunung merapi. yang paling menonjol adalah keberadaan Eyang Sapu Jagad, sosok gaib penunggu gunung merapi. berbicara tentang eyang sapu jagad tidak dapat dilepaskan dari kanjeng ratu kidul sosok gaib penunggu laut selatan jawa.
Berawal saat sutawijaya (kemudian bergelar panembahan Senopati) anak dari ki ageng pemanahan. bertapa di pantai laut selatan. Dalam laku tapa tersebut sutawijaya bertemu , berkenalan saling jatuh cinta dan menikah dengan kanjeng ratu kidul. sutawijaya mengutarakan niatnya untuk membangun kerajaan baru. singkat cerita kanjeng ratu kidul berkenan membantu dengan sepenuh hati. sebagai tanda kesungguhan dan cintanya. kanjeng ratu kidul menghadiahi " Ndhog Jagad" yang kemudian dititipkan kepada kyai sapu jadag.
Apa yang ingin disampaikan dari mitologi diatas adalah bahwa sapu jagad berarti menyapu jagad. sapunya jadag dunia. jadag yang dimaksud adalah diri pribadi manusia, jagad cilik dunia kecil (mikrokosmos) denagn demikian sapu jagad adalah konsep spiritualitas dalam kesadaran membersihkan diri pribadi, hati dan pikiran. sedangkan kanjeng ratu kidul berasal dari kata "Rat" yang berarti maha luas, tak terbatas . ide , pemikiran pemikiran manusia sering kali tak terbatas. untuk itu dalam mewujudkan dalam keterbatasan di perlukan batasan -batasan berupa simbol untuk mewujudkan, membumikan ide, gagasan manusia. endhog jagad. endhog berarti telur sifatnya embriotik, bakal. apa yang dilakukan suta wijaya adalah mentranplantasi sebuah gagasan abstrak kedalam realita melalui pergulatan batin, bersih diri dan akhirnya mendapatkan pencerahan, maka dia berdiri dibarisan paling depan untuk mewujudkan berdirinya kerajaan baru mataram. eksistensi mataram saat itu boleh jadi karena tuntutan kebutuhan, kebutuhan akan perlunya "peradaban baru"
Mitologi merapi - laut selatan sudah saatnya kita sikapi dengan cara pandang modern. kita perlu menenggelamkan dan memperabukan pemikiran dan cara pandang lama, mengganti dengan yang baru. dengan niat sungguh-sungguh , hati bersih, sepi ing pamrih rame ing gawe. kita akan mampu memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di gunung merapi maupun laut selatan untuk kepentingan rakyat banyak. dengan demikian layaknya kita disebut sebagai manusia beradab yang hidup didalam peradaban baru. (Aloysius Heri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar