Terpopuler

Sabtu, 05 Mei 2012

Berwisata Ke Ullen Sentalu Kaliurang


Tak ada rencana ke ullen sentalu, dan itu rencana dadakan karena penulis diajak oleh ke kaliurang (kali adem) dan terus diajak ke ullen sentalu karena tempatnya tidak terlu jauh dari kali adem. penulis juga baru pertama kali  ke ullen sentalu. ketiga sampai di kaliurang (tempat wisata rekreasi Kaliurang) penulis tidak tahu arahnyanya, karena museum ullen sentalu tidak ada denahnya yang ada malah denahnya  tlogo putri dan gardu pandang. penulis mencoba bertaya kepada penjual  pecel tidak jauh dari situ. ternyata dari tempat rekreasi ada 2 persimpangan jalan, ambil ke arah kiri dari persimpangan jalan itu terus ada jalan naik (arah gardu pandang) dan turun . Ambil jalan turun dekat gereja belok kanan. disitulah terletak museum ullen sentalu. alam banget tempatnya dan tentunya masih asri. ternyata ini museum swasta dan yang memilikinya adalah yayasan kepunyaan orang jogja juga. 

Setelah memarkirkan sepada motor, penulis langsung membeli tiket. harga tiketnya Rp 25.000 (domestik), harga tiket masuknyanya beda dari museum2 lainnya. harga tersebut pantas dengan keindahan yang ada didalamnya dan sudah termasuk pemandunya yang menerangkan isi dari museum tersebut. walaupun cuma 1 orang pun tetap ada pemandunya. dan ternyata pemandunya rumahanya jauh dari museum tersebut. setelah mendapatkan tiket. petugas pintu masuk mengambil tiket dan menyobek tiket bagian bawah dan menulis daftar rekapannya ke buku dan ditanya juga dari kota mana. kita masih menunggu pemandunya datang dan kita masih bercanda2 dulu dan tentunya foto-foto depannya. tak sampai dari 10 menit menungu datanglah seorang pemandu wanita. sebelum masuk ke museum ullen sentalu, pemandu menerangkan tata tertip salah satunya tidak boleh memoto didaerah yg bertanda khusus.langsung kita masuk ke area bawah tanah, namanya Goa sela giri.
ketika masuk ruangan goa Sela Giri ini dibuat takjub dan kagum. serasa berada di sebuah keraton yang hilang. seperangkat gamelan merupaka kali pertama dilihat di museum ini. pemandu menjelaskan secara detail setiap benda disitu. jadi pengunjung tidak hanya melihat saja yg tanpa arti tapi dijelaskan secara detail. pengunjung juga belajar dari sebuah museum sebuah masa lalu yg hilang. barang-barang yang ada di museum ini tidak ada di museum kraton baik jogja maupun surakarta. benda-benda dimuseum ulen sentalu lebih banyak berbau-bau kraton trah dinasti mataram jawa (Kasultanan Nyagyakarta Hadiningrat, Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kadipaten Pakualaman, Kadipaten Mangkunegaran). lorong demi lorong dilewati. hanya tertegun kagum. yang terkenal dari museum ini, ada ruang khusus yang didedikasikan kepada gusti nurul , seorang bangsawan putri Mangkunegara VII, seorang wanita pintar, cantik dan mempunyai mempunyai prinsip anti poligami.

setelah berputar-putar ke ruang demi ruang, kita dijamu sebuah minuman khas jawa, seperti wedang jahe. setelah itu dibawa di ruang pamer selanjutnya, namanya kaswargan seperti nama makan di imogri (makan raja Jogjakarta HB IX). disana didisambut oleh beberapa arca salah satunya bernama Ganesha, Dewi sri dan masih Banyak lagi.

ruang kaswargan lebih banyak foto  HB IX , HB X dan permasurinya serta keluarga istana lainnya. dan patung manten paes ageng gaya jogjakarta.  ternyata setiap benda yang dikenakan  manten wanita syarat makna dan filosofi. sebagai contoh kain rama shinta, biar cintanya abadii seperti rama dan sinta.
busana paes ageng selain digunakan sebagai acara sakral pernikahan juga digunakan sebagai busana penari. seperti tari bedaya ketawang (surakarta) dan tari bedaya Semang (jogja) , tarian khusus saat jumengan /ulang tahun naik tahta sultan atau sunan yang beranggotakan 9 penari dan konon 1 penari yang tak tampak adalah Kanjeng Nyi loro kidul. 

setelah berkeling-keliling akhirnya kita sampailah ke sebuah galeri atau tempat belanja dan kafe yang berada di belakang museum tersebut. selain itu pengunjung dapat berfoto-foto mengabadikan sebagai tanda /oleh-oleh dari tempat tersebut dan selesai juga kita ke museum Ullen sentanu. kita akan rekap tempat- tempat di museum tersebut . 

Museum Ullen Sentalu sudah memiliki beberapa ruang, yaitu Ruang Selamat Datang, Ruang Seni Tari dan Gamelan, Guwa Sela Giri, 5 ruangan di Kampung Kambang, Koridor Retja Landa, serta Ruang Budaya.
  1. Ruang Selamat Datang : Merupakan ruang penyambutan Tamu. Juga terdapat banner yang berisi latar belakang pendirian Museum Ullen Sentalu dan Arca Dewi Sri, simbol kesuburan.
  2. Ruang Seni Tari dan Gamelan : Dalam Ruangan ini terdapat seperangkat gamelan yang dihibahkan oleh salah seorang pangeran di Kasultanan Yogyakarta. Gamelan tersebut sempat dipergunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang orang dan pagelaran tari di keraton Yogyakarta. Selain itu juga terdapat beberapa lukisan tarian.
  3. Guwa Sela Giri : Berlokasi di bawah tanah untuk menyesuaikan dengan kontur tanah yang tidak rata. Ruang ini berupa lorong panjang yang merupakan perpaduan Sumur Gumuling Taman Sari dan gaya Gothic. Arsitektur Guwa Sela Giri didominasi dengan penggunaan material bangunan dari batu Merapi. Ruang ini memamerkan karya-karya lukis dokumentasi dari tokoh-tokoh yang mewakili figur 4 kraton Dinasti Mataram.
  4. Kampung Kambang : Merupakan areal yang berdiri di atas kolam air dengan bangunan berupa ruang-ruang di atasnya. Konsep areal ini diambil dari konsep Bale Kambang dan konsep Labirin. Terdiri dari 5 ruang :
    • Ruang Syair untuk Tineke : Ruang yang menampilkan syair-syair yang diambil dari buku kecil GRAj Koes Sapariyam (putri Sunan PB XI, Surakarta) dan ditemukan di suatu ruang di dalam Kaputren Kasunanan Surakarta. Syair-syair itu ditulis dari tahun 1939-1947, oleh para kerabat dan teman-teman GRAj Koes Sapariyam yang akrab dipanggil Tineke sebagai puisi-puisi kenangan. Melalui syair-syair tersebut terungkap kemampuan intelektual dalam seni sastra para putri di balik tembok kraton.
    • Royal Room Ratu Mas : Suatu ruang yang khusus dipersembahkan bagi Ratu Mas, permaisuri Sunan Paku Buwana X. Di ruang ini dipamerkan lukisan Ratu Mas, foto-foto beliau bersama Sunan serta putrinya, serta pernak-pernik kelengkapan beliau, seperti topi, kain batik, dodot pengantin, dodot putri, asesori, dll.
    • Ruang Batik Vorstendlanden : Menampilkan koleksi batik dari era Sultan HB VII – Sultan HB VIII dari Kraton Yogyakarta serta Sunan PB X hingga Sunan PB XII dari Surakarta. Melalui koleksi tersebut terlihat suatu proses seni dan daya kreasi masyarakat Jawa dalam menuangkan filosofi yang dianutnya melalui corak motif batik. Perpaduan keindahan seni batik dan makna-makna filosofis yang dikandungnya menguak suatu warisan budaya intangible yang sangat kaya.
    • Ruang Batik Pesisiran : Ruang ini melengkapi proses akulturasi budaya yang ada di Jawa. Dipamerkan kostum, yaitu keindahan bordir tangan dari kebaya-kebaya yang dikenakan kaum peranakan mulai jaman HB VII (1870-an) serta kain batik yang lebih kaya warna.
    • Ruang Putri Dambaan : Ruang ini dikatakan sebagai album hidup GRAy Siti Nurul Kusumawardhani, putri tunggal Mangkunegara VII dengan permaisuri GKR Timur. Ruang ini sangat istimewa karena terasa kedekatannya dengan Sang Tokoh, yang meresmikan sendiri Ruang Putri Dambaan tersebut pada ulang tahun ke-81 pada tahun 2002.
  5. Koridor Retja Landa : Merupakan museum outdoor yang memamerkan arca-arca dewa-dewi dari abad VIII-IX M. pada masa itu berkembang agama dan budaya Hindu Budha, sehingga ada pemujaan pada dewa-dewa yang diwujudkan dalam bentuk penyembahan pada arca-arca dewa tertentu.
  6. Ruang Budaya : Di ruang ini dipamerkan beberapa lukisan raja Mataram, lukisan serta patung dengan tata rias pengantin gaya Surakarta serta Yogyakarta.
  7. Sarana Pendukung:
    1. Taman : Selain bangunan fisik, areal Taman Kaswargan didominasi oleh hutan alami dan bagian-bagian taman yang menonjolkan atmosfer pegunungan. Pada bagian-bagian tertentu terdapat patung-patung yang menjadi museum outdoor.
    2. Beukenhof Restaurant : Rancang bangun Taman Kaswargan sebagai obyek wisata budaya dan alam tak terelakkan harus dilengkapi dengan sarana pendukung lain, seperti restaurant. Restaurant Beukenhof diambil dari bahasa Belanda yang berarti bangunan yang dikelilingi pohon-pohon, seperti yang dapat pengunjung nikmati di restaurant dengan bangunan yang dirancang bergaya arsitektur kolonial .
    3. Art Shop : Toko souvenir didirikan sebagai pendukung dalam unsur pariwisata kawasan Taman Kaswargan.

Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar